Saturday, June 24, 2023

AHLU FATRAH MENURUT ISLAM

 OBJEKTIF PENULISAN

Di dalam tulisan ini, akan dijelaskan definisi ahlu fatrah(أهل الفترة) menurut Islam, kategori ahlu fatrah, isu islamophobia dan cara atasinya.

DEFINISI AHLU FATRAH

Ahlu fatrah adalah satu istilah dalam Islam yang merujuk kepada mereka yang hidup pada zaman Nabi Isa as sebelum kedatangan Nabi Muhammad SAW sebagai rasul terakhir.  Zaman tersebut adalah zaman kegelapan agama.  Orang yang hidup pada zaman ini disebut sebagai ahlu fatrah.[1]

KATEGORI AHLU FATRAH

Kategori ahlu fatrah mencakupi kepada empat kategori berikut[2][3]:

1.      Mereka yang hidup sebelum Nabi SAW dan sebelum penyebaran ajaran Islam secara meluas.

2.      Mereka yang hidup di luar wilayah Islam di mana Islam sampai pada masa itu.

3.      Mereka yang tiada akses terhadap ilmu pengetahuan dan maklumat mengenai Islam.

4.      Mereka yang terbatas pengetahuannya berkaitan Islam atau belum memahami ajaran agama dengan baik.

 

DEFINISI ISLAMIPHOBIA

Islamophobia adalah sikap atau tindakan yang berdasarkan ketakutan, ketidakpercayaan, atau kebencian terhadap Islam dan umat Muslim. Hal ini dapat mencakup prasangka negatif, stereotaip, diskriminasi, atau tindakan kekerasan terhadap individu atau kelompok Muslim.

CARA ATASI ISLAMIPHOBIA

Islamiphobia ini boleh diatasi dengan pelbagai caranya. Antaranya melalui Pendidikan dan kesedaran, dialog dan interaksi antara agama, menolak diskirminasi

·       Pendidikan dan Kesedaran: Penting untuk meningkatkan pemahaman tentang Islam dan umat Muslim melalui pendidikan dan kesedaran. Masyarakat perlu memiliki akses yang lebih baik terhadap pengetahuan tentang Islam, sejarahnya, praktik-praktiknya, dan sumbangan umat Muslim terhadap masyarakat. Ini dapat membantu memecahkan stereotaip dan prasangka yang salah terhadap Islam.

·       Dialog dan Interaksi Antara agama: Dorongan dialog dan interaksi positif antara umat Muslim dan non-Muslim sangat penting. Melalui dialog saling mengerti, ketakutan dan kesalahfahaman dapat dikurangi. Masyarakat perlu berusaha untuk menjalin hubungan yang harmoni dan saling mendukung antara berbagai komuniti agama.

·       Menolak Diskriminasi: Masyarakat perlu bersatu dalam menolak diskriminasi terhadap umat Muslim. Hal ini meliputi mendukung perundangan yang melindungi hak-hak awam dan kebebasan beragama umat Muslim, serta melaporkan kes-kes Islamophobia kepada pihak berwajib.

·       Memerangi Stereotaip dan Propaganda Negatif: Diperlukan upaya untuk menentang dan membaiki stereotaip dan propaganda negatif tentang Islam dan umat Muslim. Media, pendidikan, dan individu mestilah bertanggung jawab dalam menghidangkan informasi yang tepat dan objektif tentang Islam, dan mendedahkan dan menentang narasi yang memburukkan Islam.

·       Memperkuat Kerjasama Antara agama: Meningkatkan kerjasama antara komuniti Muslim dan non-Muslim dalam kegiatan sosial, ekonomi, budaya, dan medan amal dapat membangun pemahaman dan rasa saling percaya mempercayai. Ini dapat membantu memecahkan prasangka dan mempromosikan nilai-nilai persaudaraan dan kesatuan.

·       Melibatkan Pemimpin Agama dan Masyarakat: Pemimpin agama dan masyarakat memainkan penting penting dalam memerangi Islamophobia. Mereka mestilah lantang mempromosikan sifat  toleransi, perdamaian, dan saling pengertian, serta mengambil tindakan tegas dalam mengatasi diskriminasi dan kebencian terhadap umat Muslim.

Berikut dijelaskan berkaitan konsep ahlu fitrah dalam konteks masa kiniKonsep ahlu fatrah memiliki beberapa implikasi dalam konteks masa kini. Meskipun konsep ini secara khusus merujuk pada individu-individu yang hidup sebelum kedatangan Nabi Muhammad SAW dan penyebaran ajaran Islam secara luas, ada beberapa pemikiran yang terkait dengan masa kini:

·       Pertimbangan bagi individu yang belum menerima ajaran Islam

Ahlu fatrah pada asasnya  menjelaskan peri pentingnya pengetahuan dan pemahaman tentang agama. Bagi individu yang belum menerima ajaran Islam, terdapat tanggung jawab untuk mencari kebenaran agama dan berusaha untuk mendapatkan pengetahuan yang benar. Ini mengimplikasikan perlunya usaha aktif dalam pencarian ilmu dan maklumat tentang Islam, serta penelitian yang sungguh-sungguh terhadap ajaran agama.

·       Penghormatan terhadap keadilan dan kebijaksanaan Allah

Konsep ahlu fatrah mengingatkan kita akan keadilan dan kebijaksanaan Allah SWT . Allah adalah Maha Adil dan Maha Bijaksana dalam menilai setiap individu berdasarkan pengetahuan, usaha, dan keadaan mereka. Dalam konteks masa kini, ini menunjukkan bahwa setiap orang akan dinilai oleh Allah SWT berdasarkan situasi dan kondisi mereka, termasuk kesempatan untuk menerima ajaran Islam dengan sepenuhnya.

·       Pentingnya dakwah dan penyampaian ajaran Islam

Konsep ahlu fatrah menekankan pentingnya dakwah dan penyampaian ajaran Islam kepada individu-individu yang belum menerima wahyu Islam. Ini mengimplikasikan pentingnya upaya dakwah yang berterusan dan penyebaran pengetahuan tentang Islam secara luas. Individu yang belum menerima ajaran Islam perlu diberikan kesempatan untuk memahami ajaran agama dengan baik dan membuat pilihan yang sadar dan terinformasi.

·       Penghargaan terhadap pengetahuan dan pemahaman agama

Konsep ahlu fatrah menunjukkan bahwa individu-individu yang hidup dalam keadaan jahil atau keterbatasan pengetahuan tentang Islam masih memiliki tanggung jawab untuk mencari kebenaran. Ini mendorong umat Muslim untuk terus meningkatkan pengetahuan dan pemahaman mereka tentang ajaran agama, serta berbagai pengetahuan tersebut dengan orang lain yang belum menerima ajaran Islam.

Apakah masih adakah ahlu fatrah di zaman sekarang? Menurut pandangan beberapa ulama’, ada yang menanyakan soalan-soalan berikut. Persoalannya pada zaman ini, di mana orang yang tidak mendengarkan al Quran, di mana orang yang tidak mendengar Islam? Islam sudah tersebar di timur dan di barat.  Dengan medium jihad fi sabi lillah antaranya jihad media  terkini,  percampuran dunia satu sama lain, berdekatannya negara dan negeri.  Maka tidak ada satupun alasan yang Islam belum sampai kepadanya.[1] 

Menurut Nadia Putri Mawarni pula,  dalam menjelaskan Implikasi dan Kesesuaian Konsep Ahlu Fatrah pada Masa Sekarang, dapatlah dirumuskan seperti berikut[2]:

1. Masa fatrah tidak akan berulang lagi kerana masa tersebut hanya  terjadi ketika masa risalah kenabian dan pengutusan para nabi dan rasul berlangsung. Sedangkan fasa perutusan nabi dan  rasul sudah berakhir pada masa diutuskan Nabi Muhammad saw.

2. Orang-orang yang belum mengenal Islam disebabkan tidak  seorang mubaligh dakwah di kawasan tempat tinggalnya, atau disebabkan kerana kawasan tempat tinggalnya bukanlah sebuah negara Islam dan lebih didominasi oleh agama-agama selain Islam maka tidak dapat distatuskan sebagai ahlu fatrah.

3. Ahlu fatrah secara subjektif dari ketiadaan seorang nabi dan rasul pada sebuah masa tidak boleh diterapkan pada masa setelah berakhirnya fasa diutuskan nabi dan rasul, seperti sekarang.

KESIMPULAN

Ahlu fatrah yang  berdasarkan  pandangan ulama’ tidak boleh diaplikasikan pada masa sekarang.  Masa fatrah hanya terjadi pada fasa berlangsungnya risalah kenabian. Keberadaan daerah-daerah tertentu yang  belum sampai dengan dakwah-dakwah Islam, tidak menjadikan alasan manusia di dalamnya sebagai ahlu fatrah.

 

RUJUKAN

Al-Bakri, Dr.Z.M. (2023) #1127: Kedudukan Ahlu Fatrah, Maktabah al Bakri. Available at: https://maktabahalbakri.com/1128-kedudukan-ahlu-fatrah/ (Accessed: 21 May 2023).

Nadia Putri Mawarni, Konsep Ahlu Al-Fatrah Dalam Perspektif Para Mufassir, Fakultas Ushuluddin Dan Filsafat Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Darussalam – Banda Aceh2021 M/ 1442 H.

Nashrullah, N. (2021) Bagaimana Amerika Serikat Dan Eropa Melihat Muslim?, Republika Online. Available at: https://khazanah.republika.co.id/berita/qnni9c320/bagaimana-amerika-serikat-dan-eropa-melihat-muslim (Accessed: 21 May 2023).

Siapa Ahlul Fatrah?: Almanhaj (2020) Media Islam Salafiyyah, Ahlussunnah wal Jama’ah. Available at: https://almanhaj.or.id/4780-siapa-ahlul-fatrah.html (Accessed: 21 May 2023).

YouTube, 25 Feb. 2022, https://youtu.be/lRpztVDgtt8. Accessed 22 May 2023.

Zaman Fatrah (no date) ZAMAN FATRAH. Available at: http://ensiklopediamuslim.blogspot.com/2010/07/zaman-fatrah.html# (Accessed: 21 May 2023).



[1] YouTube, 25 Feb. 2022, https://youtu.be/lRpztVDgtt8. Accessed 22 May 2023.

[2] Nadia Putri Mawarni, Konsep Ahlu Al-Fatrah Dalam Perspektif Para Mufassir, Fakultas Ushuluddin Dan Filsafat Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Darussalam – Banda Aceh2021 M/ 1442 H.

 


[1] Al-Bakri, Dr.Z.M. (2023) #1127: Kedudukan Ahlu Fatrah, Maktabah al Bakri. Available at: https://maktabahalbakri.com/1128-kedudukan-ahlu-fatrah/ (Accessed: 21 May 2023).

[2] Siapa Ahlul Fatrah?: Almanhaj (2020) Media Islam Salafiyyah, Ahlussunnah wal Jama’ah. Available at: https://almanhaj.or.id/4780-siapa-ahlul-fatrah.html (Accessed: 21 May 2023).

[3] Zaman Fatrah (no date) ZAMAN FATRAH. Available at: http://ensiklopediamuslim.blogspot.com/2010/07/zaman-fatrah.html# (Accessed: 21 May 2023).

 


Kronologi kelebihan para sahabat Nabi SAW.

 

Mengenal keutamaan sahabat Nabi[1]

·       Definisi sahabat

·       Perintah meneladani para sahabat

·       Gambaran para sahabat mencintai Nabi SAW

·       Hukum Mencela Sahabat

·       Nas nas yang menjelaskan keutamaan sahabat Nabi[2]

Faktor yang menyebabkan para sahabat Nabi mendapat keistimewaan dan keutamaan[3]:

o   Para sahabat Nabi merupakan generasi terbaik yang ditempa langsung oleh tangan Rasul Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang mulia.

o   Kedudukan seorang sahabat nabi sesaat bersama Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam lebih utama daripada amal seseorang sepanjang hayatnya.

o   Sahabat Nabi merupakan generasi yang paling bersih hatinya.

o   Sahabat Nabi merupakan generasi yang paling dalam ilmunya.

o   Sahabat Nabi merupakan generasi yang tidak suka mengada-ngadakan sesuatu dalam urusan agama.

o   Sahabat Nabi merupakan generasi yang selamat dari bid’ah.

o   Sahabat Nabi merupakan generasi yang paling baik akhlaknya.

o   Sahabat Nabi merupakan generasi yang dipilih Allah sebagai pendamping Nabi-Nya.

o   Para sahabat merupakan orang-orang yang beruntung mendapat doa langsung dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

o   Sahabat Nabi sebagai pengawas dan pengaman umat ini.

o   Sahabat Nabi sebagai sumber rujukan saat perselisihan dan sebagai pedoman dalam memahami Al-Qur`ân dan Sunnah.

o   Mengikuti pedoman sahabat adalah jaminan mendapatkan kemenangan.

o   Syariat mengharamkan celaan terhadap sahabat Nabi. Siapa saja yang mencela para sahabat Nabi, maka ia berhak mendapat laknat Allah, malaikat dan seluruh manusia.

o   Sahabat Nabi, mereka ialah orang-orang yang telah mendapat ridha dari Allah Subhanahu wa Ta’ala

o   Mencintai para sahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bererti iman, dan membenci mereka berarti kemunafikan.


Ini berdasarkan hadis berikut:

أفضلهم على الإطلاق أبو بكر الصديق ثم عمر رضي الله عنهما بإجماع أهل السنة، ثم عثمان ثم علي، علي قول جمهور أهل السنة، ثم تمام العشرة، ثم أهل بدر، ثم أهل أحد، ثم أهل بيعة الرضوان

Ertinya:

 

Sahabat yang paling mulia di antara mereka secara mutlak berdasarkan ijma’ ahlus sunnah adalah Abu Bakar As-Siddiq r.a. kemudian Umar r.a., lalu menurut pendapat mayoritas ahlus sunnah Usman r.a. kemudian Ali, lalu sepuluh sahabat lainnya (yang dijamin masuk surga), ahlu badr, ahlu uhud, kemudian, ahlu bai’atir ridhwan.

 

RUJUKAN

Keutamaan sahabat Nabi: Almanhaj (2020) Media Islam Salafiyyah, Ahlussunnah wal Jama’ah. Available at: https://almanhaj.or.id/3448-keutamaan-sahabat-nabi.html (Accessed: 12 May 2023).

Sofyan, M.I. (2011) Mengenal Keutamaan Sahabat Nabi - Cerita kisah Cinta penggugah jiwa, Cerita kisah cinta penggugah jiwa - Cerita kisah cinta penggugah jiwa: kisah para nabi, rasul, orang shaleh, umat terdahulu, dan masa depan. Available at: https://kisahmuslim.com/1852-sahabat-nabi.html (Accessed: 12 May 2023).

Ahmad Sulaiman Yasin, Aqidah Muslim, Yayasan Salman, Bangi, 1997.

Wan Ali, W. Z. K. (1997). Konsep Nabi dan Rasul dari Perspektif Al-Qur’an. Jurnal Usuluddin, 5, 31–42. Retrieved from https://ejournal.um.edu.my/index.php/JUD/article/view/3160



[1] Sofyan, M.I. (2011) Mengenal Keutamaan Sahabat Nabi - Cerita kisah Cinta penggugah jiwa, Cerita kisah cinta penggugah jiwa - Cerita kisah cinta penggugah jiwa: kisah para nabi, rasul, orang shaleh, umat terdahulu, dan masa depan. Available at: https://kisahmuslim.com/1852-sahabat-nabi.html (Accessed: 12 May 2023).

[2] Keutamaan sahabat Nabi: Almanhaj (2020) Media Islam Salafiyyah, Ahlussunnah wal Jama’ah. Available at: https://almanhaj.or.id/3448-keutamaan-sahabat-nabi.html (Accessed: 12 May 2023).

 

[3] ibid

Bagaimanakah seorang mukalaf perlu lakukan untuk membezakan di antara ketentuan Allah SWT di azali dengan usaha dan ikhtiar yang dinisbahkan kepada hamba?

 

Secara ringkas, Rukun Iman bermaksud tonggak atau dasar utama terhadap agama Islam.[1]

PENGERTIAN RUKUN IMAN DARI SUDUT BAHASA

Makna Iman dari segi bahasa adalah percaya, yakin dan membenarkan.

PENGERTIAN RUKUN IMAN DARI SUDUT SYARA’

Manakala, makna iman dari segi syarakpula adalah percaya dengan hati, mengaku iaitu percaya dengan hati, mengaku dengan lidah, dan beramal dengan anggota.

Tiang keimanan (rukun iman) ini wajib dipatuhi setiap orang yang bergelar Muslim.

Rukun Iman terdapat 6 perkara, iaitu:

·       Beriman kepada Allah SWT.

·       Beriman kepada malaikat.

·       Beriman kepada kitab-kitab.

·       Beriman kepada rasul-rasul

·       Beriman pada hari Kiamat.

·       Beriman qada’ dan qadar

Perkara terakhir dalam rukun iman adalah percaya kepada qadha’ dan qadar.

MAKSUD QADHA’

Kejadian, hukum yang terjadi dan yang berlaku pada diri seseorang seperti kaya, miskin, elok, buruk, untung, rugi, hidup, mati dan sebagainya.

MAKSUD QADAR[2]

Ukuran dan sukatan yang ditentukan atas tiap-tiap makhluk seperti Ahmad telah ditentukan akan sakit pada 1 Muharram.

Maka apabila tiba tarikh tersebut, maka ahmad pun jatuh sakit.

Ketentuan pada 1 Muharram itulah yang dinamakan qadar atau takdir dan penyakit yang menimpa Ahmad pada 1 Muharram itu dikatakan qada’

Setiap individu mestilah beriktikad bahawa segala pekerjaan makhluk sama ada yang sengaja seperti duduk, makan, minum ataupun yang tidak sengaja seperti jatuh, terperanjat, kemalangan, kesemuanya itu berlaku dengan kehendak Allah SWT.

Kejadian-kejadian itu telah ditentukan sejak azali lagi dan dengan diketahuiNya sebelum masanya berlaku. Justeru, setiap individu perlu berpegang teguh kepada ketentuan dan ketetapan Allah SWT.Bersyukur segala nikmat dan insaf serta bersabar terhadap segala musibah.Walau bagaimana pun, umat Islam dianjurkan berdoa dan berikhtiar kerana masih ada ruang ketentuan Ilahi boleh berubah.

DEFINISI USAHA DAN IKHTIAR[3]

Pengertian Ikhtiar dan Usaha – Setiap orang Islam wajib percaya kepada qadha’ dan qadar Allah. Tetapi, ajaran Islam menganjurkan agar orang wajib berikhtiar atau berusaha dalam kehidupannya sehari-hari.

Begitu juga dalam segala usaha untuk mencapai kebahagiaan di akhirat, orang harus berusaha semaksimal mungkin, baik dengan beribadah, berdoa maupun dengan beramal sholeh, 

PENGERTIAN IKHTIAR DAN USAHA

Ikhtiar atau usaha adalah suatu langkah atau perbuatan manusia untuk mencapai apa yang diinginkannya atau yang dicita-citakannya. Dalam berikhtiar, manusia tidak perlu memikirkan tentang takdir yang akan berlaku pada dirinya. Sebab setiap orang tidak mungkin akan mengetahui nasibnya di masa yang akan datang. Yang terpenting bagi seorang manusia yaitu berikhtiar dengan sekuat tenaga, tidak boleh berpangku tangan, atau menunggu takdir yang baik.

DALIL TENTANG IKHTIAR DAN USAHA

Allah SWT telah berfirman bahwa nasib suatu kaum/umat akan berubah apabila umat/kaum itu sendiri yang merubahnya. Dan berikut ini ayatnya : 

Allah SWT berfirman yang ertinya : 

 إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ ۗ

Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum, sehingga mereka itu mengubah nasibnya sendiri.

 (Q.S. Ar-Ra’ad ayat 11).

Dalam ayat lain Allah swt juga berfirman yang isinya agar hamba-Nya banyak bekerja atau berikhtiar, sebagaimana yang disebutkan dalam Al-Quran Surat At-Taubah ayat 105 yang ertinya : 

وَقُلِ اعْمَلُوا فَسَيَرَى اللَّهُ عَمَلَكُمْ وَرَسُولُهُ وَالْمُؤْمِنُونَ ۖ

Dan katakanlah (Hai Muhammad). Bekerjalah kamu semua. Maka Allah dan Rasul-Nya serta orang mukmim akan melihat hasil pekerjaanmu.

  Di ayat lain Allah swt berfirman yang artinya : 

فَاسْتَجَابَ لَهُمْ رَبُّهُمْ أَنِّي لَا أُضِيعُ عَمَلَ عَامِلٍ مِنْكُمْ مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَىٰ ۖ 

…..Sesungguhnya Aku tidak akan menyia-nyiakan amal orang yang beramal di antaramu, baik laki-laki atau perempuan.

 (Q.S. Ali-Imran ayat 195)

  Dalam Q.S. An-Najm ayat 39-41 Allah swt berfirman : 

وَأَنْ لَيْسَ لِلْإِنْسَانِ إِلَّا مَا سَعَىٰ

Ertinya:

Dan bahawa tiadalah yang akan diperoleh manusia hanyalah sekadar hasil usahanya. Usahanya itu akan dilihat, kemudian akan diberikan padanya ganjaran sepenuhnya.

 

وَاَنَّ سَعْيَهٗ سَوْفَ يُرٰىۖ

Ertinya:

dan sesungguhnya usahanya itu kelak akan diperlihatkan (kepadanya),

ثُمَّ يُجْزٰىهُ الْجَزَاۤءَ الْاَوْفٰىۙ

Ertinya:

kemudian akan diberi balasan kepadanya dengan balasan yang paling sempurna,

Di samping berusaha dengan segala daya dan kekuatan fisik, orang-orang beriman hendaknya juga berikhtiar secara batin yaitu dengan jalan berdoa dan memohon kepada Allah set Tuhan Yang Maha Menentukan Qadha’ dan Qadar bagi semua makhluknya.

Dipandang dari segi ini, maka berdoa dapat menggerakkan ikhtiar manusia secara fisik. Apatah lagi Allah SWT telah menjanjikan bahwa siapa di antara hamba-hamba-Nya yang berdoa dengan yakin dan ikhlas pasti akan dikabulkan-Nya. Dalam Al-Quran surat Al-Mukmin ayat 60 Allah swt berfirman : 

وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ ۚ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ

Ertinya:

… Berdoalah kamu kepada-Ku, niscaya Aku mengabulkan permohonanmu

Dalam berikhtiar, Islam mengajarkan agar jangan lekas menyerah. Apabila mencapai sesuatu sesuai degan keinginan, maka bersyukurlah kepada Allah swt. Tetapi apabia mengalami kegagalan, maka pelajarilah lebih dahulu sebab-sebab kegagalan itu.

Kemudian usahakan kebaikannya, sehingga kegagalan itu tidak terulang kembali. Anggaplah kegagalan itu hanya merupakan kejayaan yang tertunda, dan sebagai orang Mukmin kita tidak boleh cepat putus asa sebagaimana Firman Allah swt dalam Q.S. Yusuf ayat 87

يَٰبَنِىَّ ٱذْهَبُوا۟ فَتَحَسَّسُوا۟ مِن يُوسُفَ وَأَخِيهِ وَلَا تَا۟يْـَٔسُوا۟ مِن رَّوْحِ ٱللَّهِ ۖ إِنَّهُۥ لَا يَا۟يْـَٔسُ مِن رَّوْحِ ٱللَّهِ إِلَّا ٱلْقَوْمُ ٱلْكَٰفِرُونَ

Ertinya : 

….Dan janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah.

Oleh karena itulah manusia diwajibkan untuk berusaha dan berikhtiar dengan sungguh-sungguh. Tidak boleh malas, karena menunggu takdir.

 

Nabi SAW bersabda : 

اعْمَلْ لِدُنْيَاكَ كَأنَّك تَعِيشُ أبَدًا، وَاعْمَلْ لِآخِرَتِكَ كَأَنَّكَ تَمُوْتُ غَدًا

 

Ertinya:

Bekerjalah untuk kepentingan duniamu, seakan-akan kamu akan hidup untuk selama-lamanya. Dan bekerjalah untuk akhiratmu, seakan-akan kamu akan mati besok.

(H.R. Muslim).

 

PECAHAN ANTARA TAKDIR MUALLAQ DAN TAKDIR MUBRAM[4]

Qada' dan qadar atau takdir dibagikan kepada dua, yaitu takdir muallaq dan takdir mubram.

a.)   Takdir muallaq

Takdir muallaq secara bahasa ertinya sesuatu yang digantungkan.

Takdir mu’allaq iaitu ketentuan Allah Swt. yang mengambil kira peranan manusia melalui usaha atau ikhtiarnya. Manusia diberi peranan untuk berusaha, hasil akhirnya akan ditentukan oleh Allah Swt. Lihatlah firman Allah Swt berikut ini:

 إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ

 

Ertinya:

“…Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri …”

(QS. Ar-Ra’du:11)

 

 CONTOH-CONTOH TAKDIR MU’ALLAQ:

a.     Kepandaian

Seseorang yang ingin pandai maka mesti berusaha meraihnya. Usaha-usaha tersebut antara lain dengan cara rajin belajar dan disiplin membagikan masa.

b.     Kesihatan

Seseorang yang ingin sihat maka mesti berusaha dengan cara beriadah yang teratur, menjaga kebersihan, menjaga gizi dan pola makan. Jika melakukan usaha-usaha tersebut maka tubuhnya akan sihat.

c.     Kemakmuran

Kemakmuran boleh diraih dengan giat bekerja, kreatif, pantang mengalah, dan berjimat cermat. Agar seseorang menjadi pandai, sihat, dan hidup aman makmur maka kita perlu berusaha meraihnya, bukannya pasrah menunggu bulan jatuh ke riba. Tidak mungkin seseorang menjadi pandai kalau malas belajar, tidak mungkin seseorang menjadi sihat kalau tidak pernah  beriadah, dan tidak mungkin seseorang menjadi kaya kalau malas pemalas. Jadi meskipun Allah Swt. telah menentukan segalanya, manusia tetap harus berusaha mengubah nasibnya.

Seseorang yang beriman kepada qada’ dan qadar akan tercermin dalam kehidupan sehari-hari. Di antaranya ia elakkan berpangku tangan, justeru itu sebaliknya ia akan giat berusaha dan bekerja guna meraih cita-cita yang diidamkan. Allah Swt. telah mengurniakan pelbagai potensi kepada manusia untuk digunakan sebagai bekal hidup. Setiap manusia dikurniakan akal untuk berfikir, dan organ-organ tubuh untuk bergerak. Allah Swt. juga menciptakan manusia sebagai makhluk paling mulia di antara makhluk-makhluk-Nya. Oleh karena itu, semua potensi ini mesti digunakan untuk berusaha dan ikhtiar meraih cita-cita.

b) Takdir Mubram.

Takdir mubram secara bahasa ertinya sesuatu yang tidak dapat dielakkan atau sudah pasti. Jadi, takdir mubram adalah ketentuan mutlak dari Allah Swt. yang pasti berlaku dan manusia tidak diberi peranan untuk mewujudkannya. Contoh takdir mubram di antaranya jenis kelamin manusia, ajal, panjang/pendek usia, api memiliki sifat panas, bumi berbentuk bulat, gaya graviti, kejadian kiamat dan sebagainya. Bila ajal tiba, dan di mana tempatnya semua sudah ditentukan oleh Allah Swt. Jika sudah tiba saat ajal semua orang tidak boleh mengelak, tidak boleh lari, tidak boleh diundur atau dimajukan ke depan. Inilah salah satu contoh ketentuan Allah Swt. yang disebut takdir mubram. Perhatikan firman Allah Swt. dalam Al-Qur'an:

وَلِكُلِّ أُمَّةٍ أَجَلٌ ۖ فَإِذَا جَاءَ أَجَلُهُمْ لَا يَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةً ۖ وَلَا يَسْتَقْدِمُونَ

Ertinya:

Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu; maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat (pula) memajukannya.

Surat Al-A’raf Ayat 34

PERBINCANGAN

1.     Di sana perlu ada garis yang yang membawahi di antara qadha qadar dan usaha dan ikhtiar agar tidak berlaku campur aduk. 

2.     Janganlah kita menjadikan alasan seseorang itu menjadi jahat, dengan memberi alasan bahawa ini adalah ketetapan Allah SWT.

3.     Adalah sesuatu yang dilarang dalam Islam jika meninggalkan sebab dan menganggapnya tidak ada peranan dalam segala usahanya dengan dalih beriman dengan qadha dan qadar. Dalih ini tidak dapat diterima dan Nabi Muhammad SAW menolaknya lalu beliau bersabda:[5]

"ما منكم من أحد، ما من نفس منفوسة، إلا وقد كتب الله مكانها من الجنة والنار.

وإلا وقد كتبت شقية أو سعيدة" قال فقال رجل: يا رسول الله! أفلا نمكث على كتابنا، وندع العمل؟ فقال "من كان من أهل السعادة، فسيصير إلى عمل أهل السعادة.

ومن كان من أهل الشقاوة، فسيصير إلى عمل أهل الشقاوة" فقال "اعملوا فكل ميسر.

أما أهل السعادة فييسرون لعمل أهل السعادة.

وأما أهل الشقاوة فييسرون لعمل أهل الشقاوة".

ثم قرأ {فأما من أعطى واتقىوصدق بالحسنىفسنيسره لليسرىوأما من بخل واستغنىوكذب بالحسنىفسنيسره للعسرى} [٩٢ /الليل /٥ - ١٠].

Ertinya:

“Tiada seorang pun dari kamu, tidak ada satu jiwa pun, melainkan Allah telah menetapkan tempatnya di Syurga dan Neraka.

Jika tidak, saya telah menulis sedih atau gembira.” Beliau berkata, dan seorang lelaki berkata: Wahai Rasulullah!

Dan barangsiapa di antara orang-orang yang ditimpa musibah, niscaya dia termasuk orang-orang yang menderita.” Beliau bersabda, “Bekerjalah, karena sesungguhnya setiap orang diberi kemudahan”.

Adapun orang yang bahagia, mereka memudahkan pekerjaan orang yang bahagia.

Adapun orang-orang yang ditimpa musibah, mereka akan memudahkan perbuatan orang-orang yang menderita.”

Kemudian dia membaca {Adapun orang yang memberi dan bertakwa kepada Allah dan beriman kepada yang terbaik, Kami akan memudahkannya dalam kemudahan, dan barangsiapa yang bakhil lagi cukup dan berdusta dalam kebaikan, Kami akan memudahkannya ke dalam kesulitan} [92 / al-Layl / 5-10].

4.     Imam Nawawi menjelaskan bahawa dalam hadis ini terdapat larangan meninggalkan amal dan hanya bersandar kepada qadar yang telah ditetapkan.  Akan tetapi wajib kita berusaha dan beramal sesuai dengan syariat yang telah ditulis.  Setiap orang dimudahkan pada apa yang telah ditakdirkannya dan tidak ditakdirkan pada yang lainnya.[6]

5.     Menurut Imam Nawawi lagi dalam syarahnya, sesungguhnya Allah SWT telah memerintahkan manusia untuk berdoa, berristighfar dan wasilah lainnya yang dapat menjana pahala berupa jalan keluar dan diampunkan dosanya, serta menghasilkan apa yang dihajatinya.  Barangsiapa yang berkata: Saya tidak akan berdoa, meminta kepada Allah  atau beristighfar, lalu ia hanya bersandar kepada pada kesalahannya yang telah ditakdirkan, maka hal ini jelas-jelas salah.  Kerana Allah SWT telah menjadikan doa dan ibadah yag lain sebagai sebab untuk mendapat maghfirah, Rahmat, petunjuk dan pertolongannya.[7]

6.     Mengambil sebab bukan bererti menafikan tawakkal

Mengambil sebab bukanlah membawa maksud menafikan tawakkal.  Bahkan tawakkal itu sendiri merupakan sebab-sebab yang paling tinggi yang menghasilkan apa yang dimaksudkan dan menolak apa yang tidak dikehendaki. 

قال: سمعت أنس بن مالك، يقول: قال رجل: يا رسول الله أعقلها وأتوكل، أو أطلقها وأتوكل؟ قال: «اعقلها وتوكل»

Ertinya:

Dari Anas ra, bahawa saya seorang laki-laki berkata Wahai Rasulullah, apakah aku menambatkan untuk kemudian aku bertawakkal, atau aku lepaskan untaku kemudian aku bertawakkal?  Nabi SAW menjawab: Tambatlah untamu lalu kamu bertawakkal.

HR Imam Timidzi

 

KESIMPULAN

1.     Salah satu dari rukun iman ialah percaya kepada Qadha’ dan Qadar.

2.     Takdir mu’allaq iaitu ketentuan Allah Swt. yang mengambil kira peranan manusia melalui usaha atau ikhtiarnya.

3.     Takdir mubram adalah ketentuan mutlak dari Allah Swt. yang pasti berlaku dan manusia tidak diberi peranan untuk mewujudkannya.

4.     Di sana perlu ada garis yang yang membawahi di antara qadha qadar dan usaha dan ikhtiar agar tidak berlaku campur aduk. 

5.     Mengambil sebab bukan bererti menafikan tawakkal

6.     Bersandar kepada Allah SWT dengan melakukan sebab.

RUJUKAN

(2020) YouTube. NGAJI | Apakah Do'a Mampu Merubah Takdir? | Dr. Syaikh Ali Jum'ah MESIR, Available at: https://youtu.be/8TBKU-JbJnM (Accessed: 28 May 2023).

Bacaan madani (2017) Pengertian Takdir Muallaq, Takdir Mubram Dan Contoh Takdir Muallaq, Takdir Mubram, Bacaan Madani | Bacaan Islami dan Bacaan Masyarakat Madani. Available at: https://www.bacaanmadani.com/2017/08/pengertian-takdir-muallaq-takdir-mubram.html (Accessed: 28 May 2023).

Dr Abdul Karim Zaidan, Sunnatullah Dalam Berbagai Aspek Kehidupan,  Pustakan Azzam, 2004, ms. 31-44

Hidayat, R. (2021) Pengertian Ikhtiar Dan Usaha Secara Umum Dan Menurut Islam, Kita Punya. Available at: https://www.kitapunya.net/pengertian-ikhtiar-dan-usaha/ (Accessed: 28 May 2023).

Khaldoun-Algeria : Free download, Borrow, and streaming (no date) Internet Archive. Available at: https://archive.org/details/Abdkrim.Zidan/page/n175/mode/2up (Accessed: 28 May 2023).

Naim, M. (2022) Memahami Rukun Iman (Huraian Lengkap), AKU ISLAM. Available at: https://akuislam.com/blog/akidah/rukun-iman/ (Accessed: 28 May 2023).

ا منكم من أحد ما من نفس منفوسة إلا وقد كتب الله مكانها من الجنة والنار - صحيح مسلم (no date) Available at: https://hadithprophet.com/hadith-52040.html (Accessed: 28 May 2023). 



[1] Naim, M. (2022) Memahami Rukun Iman (Huraian Lengkap), AKU ISLAM. Available at: https://akuislam.com/blog/akidah/rukun-iman/ (Accessed: 28 May 2023).

 

[2] (2020) YouTube. NGAJI | Apakah Do'a Mampu Merubah Takdir? | Dr. Syaikh Ali Jum'ah MESIR, Available at: https://youtu.be/8TBKU-JbJnM (Accessed: 28 May 2023).

[3] Hidayat, R. (2021) Pengertian Ikhtiar Dan Usaha Secara Umum Dan Menurut Islam, Kita Punya. Available at: https://www.kitapunya.net/pengertian-ikhtiar-dan-usaha/ (Accessed: 28 May 2023).

 

[4] Bacaan madani (2017) Pengertian Takdir Muallaq, Takdir Mubram Dan Contoh Takdir Muallaq, Takdir Mubram, Bacaan Madani | Bacaan Islami dan Bacaan Masyarakat Madani. Available at: https://www.bacaanmadani.com/2017/08/pengertian-takdir-muallaq-takdir-mubram.html (Accessed: 28 May 2023).

 

[5] ا منكم من أحد ما من نفس منفوسة إلا وقد كتب الله مكانها من الجنة والنار - صحيح مسلم (no date) Available at: https://hadithprophet.com/hadith-52040.html (Accessed: 28 May 2023). 

 

[6] Khaldoun-Algeria : Free download, Borrow, and streaming (no date) Internet Archive. Available at: https://archive.org/details/Abdkrim.Zidan/page/n175/mode/2up (Accessed: 28 May 2023).

[7] Dr Abdul Karim Zaidan, Sunnatullah Dalam Berbagai Aspek Kehidupan,  Pustakan Azzam, 2004, ms. 31-44

DAKWAH MELALUI TIKTOK DAN KESANNYA KEPADA REMAJA MUSLIM DI MALAYSIA

  DAKWAH MELALUI TIKTOK DAN KESANNYA KEPADA REMAJA MUSLIM DI MALAYSIA   Mohd Amirul Hafiz Ahmad, Solehuddin Shuib, Khairulazhar Samsudin...